Senin, 15 Maret 2010

Perlu Perhatian Penuh Ortu Dalam UN

Perhatian penuh dari orang tua sangat diperlukan untuk mensupport siswa dalam menghadapi Ujian Nasional pada pertengahan Bulan Maret 2010 ini. Hal itu dikemukakan oleh Pakar Psikologi dari UMK Widjanarko.

Dia menuturkan, dengan naiknya standart minimal kelulusan siswa pada tahun ini, yakni 5,50 pastilah sangat membebani siswa, apalagi ditambah dengan jumlah mata pelajaran yang berjumlah 6 mata pelajaran. "Dalam UN ini orang tua haruslah berperan aktif untuk ikut mendukung anaknya dalam bentuk konkrit, bukan hanya mendukung saja tanpa adanya tindakan nyata terhadap anaknya"ujarnya.

Jangan sampai seorang anak menanggung beban UN sendirian, karena bagaimanapun juga support dari lingkungan sekitar, khususnya orang tua sangat dibutuhkan dan diperlukan. "Orang tua harus mengetahui bagaimana caranya anak agar bisa belajar dengan serius dan selalu membekali anaknya bahwa UN bukanlah akhir dari segala-galanya jadi tidak perlu takut apabila tidak lulus"ungkapnya.

Namun, Sering kali orang tua merasa tidak sempat untuk memantau anaknya, dengan alasan bekerja, apalagi di Kabupaten Kudus yang mayoritasnya pekerja pabrik sehingga jarang memantau anak-anaknya. "Sesibuk-sibuknya orang tua, harus tetap memantau anaknya dalam menghadapi UN, lagian sekarang zaman sudah canggih, bisa menggunakan alat komunikasi dengan mudah, sehingga tidak ada alasan lagi untuk membiarkan anak berjuang sendirian"tambahnya.

Widjanarko menambahkan, yang terpenting adalah mengintensifkan komunikasi antara orang tua dan anak, karena dengan begitu akan tercipta suasana yang kondusif, sehingga orang tua akan mengetahui cara belajar anak yang efektif, karena cara belajar tiap-tiap anak berbeda."Dengan begitu siswa tidak merasa mempunyai beban, namun juga tidak bisa seenaknya sendiri"ungkapnya.

Selain peran orang tua, dalam mempersiapkan UN nanti adalah mempertahankan pola dan strategi belajar siswa yang sudah dikasih dari sekolahannya masing-masing. "Karena waktunya sudah mepet, siswa harus benar-benar mempertahankan pola belajar yang sudah ada saat ini, bahkan harus ditingkatkan, namun tetap dalam batas normal, artinya tidak perlu memforsir tubuh belajar dari pagi-malam, karena tubuh juga punya hak untuk istirahat"ujarnya.

Sedangkan saat ditanya pendapatnya mengenai tingkat kelulusan siswa minimal 5,50, Widjanarko mengaku tidak setuju dengan adanya nilai minimal tersebut, pihaknya lebih memilih untuk dibedakan antar regional atau rayon mengenai soal-soal UN. "Sebenarnya nilai minimal 5,50 tidak masalah asalkan soalnya antar daerah atau provinsi ada perbedaan, karena kondisi daerah yang satu dengan yang lain berbeda, untuk itu juga harus ada pembedaan dalam soalnya"tegasnya.(mg4)


Sumber :

http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=146311

5 Maret 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar